+6281350381580

pemdes@bhuanajaya.desa.id

 

https://www.bhuanajaya.desa.id/ – Meskipun zaman semakin modern, eksistensi jamu tidak lekang dimakan waktu. Bahkan di masa pandemi, obat tradisional khas Indonesia ini kembali menjadi populer layaknya nenek moyang kita dulu, masih banyak orang yang percaya kandungan rempah-rempah dari jamu secara alami dapat membantu menjaga daya tahan tubuh dan terhindar dari berbagai macam penyakit.

Seorang pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) jamu, Bp.Wagisan (54 Tahun) mengatakan, ia mulai membuka usaha jamu sejak 2016 peralatan yang di gunakan seperti, Blender, Panci, Pisau dan Extrasi kapasitas 11 Kg, dengan modal awal kisaran 40 Juta.

Pria yang berdomisili di Kukar Kalimantan Timur ini menceritakan, awalnya ramuan jamu tersebut hanya dikonsumsi oleh kerabat dan keluarga dekatnya saja. Seiring berjalannya waktu, banyak tetangga dan masyarakat sekitar mulai tertarik dengan usahanya tersebut.

Meskipun telah diminati oleh banyak orang, ia sadar inovasi sangat diperlukan para pelaku UMKM Seiring dengan banyaknya permintaan, saya sadar untuk membuka usaha jamu tentu butuh variasi produk yang lebih banyak lagi,” kata Bp.Wagisan.

Bp.Wagisan dengan tegas mengatakan, selain terus berinovasi, juga perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memperluas pasar.

“Sejak 2018, saya mulai memasarkan produk jamu ke luar pulau melalui kerabat dan saudara juga social media, kini pemasaran hingga Jakarta, Medan, Papua dan juga Batam. Omzet saat ini Rp.5 Juta hingga Rp.20 Juta per bulan.