Saat ini, masalah kelaparan masih menjadi ancaman serius di banyak daerah di Indonesia. Namun, di tengah tantangan tersebut, Desa Bhuana Jaya Jaya yang terletak di kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara telah berhasil menciptakan sebuah paradigma di mana desa mereka menjadi “Desa Tanpa Kelaparan”. Dengan berbagai inovasi dan program yang mereka implementasikan, desa ini telah berhasil meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan pangan masyarakatnya. Mari kita lihat lebih dalam tentang bagaimana mereka mencapai kesuksesan ini dan bagaimana langkah-langkah mereka dapat diadopsi di daerah lain.
Berawal dari Mimpi Masyarakat
Desa Tanpa Kelaparan ini tidak terwujud dengan sendirinya. Semua dimulai dari mimpi masyarakat setempat yang ingin hidup sejahtera dan tidak lagi tergantung pada bantuan pemerintah atau organisasi non-pemerintah. Dalam mimpi ini, mereka ingin memiliki akses yang cukup terhadap pangan yang berkualitas, mampu mempertahankan lingkungan yang sehat, serta dapat berkontribusi secara ekonomi kepada desa mereka sendiri.
Inilah yang kemudian melahirkan semangat dan tekad masyarakat Desa Bhuana Jaya Jaya untuk mengubah mimpi tersebut menjadi kenyataan. Mereka sadar bahwa mereka harus mengambil tanggung jawab dan menjadi motor penggerak perubahan yang mereka inginkan. Dari sinilah langkah-langkah konkrit dalam mewujudkan Desa Tanpa Kelaparan secara bertahap mulai dijalankan.
Memulai dengan Peningkatan Keberlanjutan Pertanian
Keberlanjutan pertanian merupakan pondasi utama dalam mencapai Desa Tanpa Kelaparan. Desa Bhuana Jaya Jaya menyadari bahwa mereka perlu mengelola sumber daya pertanian mereka dengan bijak dan menerapkan praktik-praktik bertani yang ramah lingkungan. Berikut adalah langkah-langkah yang mereka jalankan:
- Penggunaan pupuk organik: Desa ini telah mengadopsi penggunaan pupuk organik sebagai ganti pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, mereka juga mengembangkan kompos dari limbah organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.
- Pola tanam rotasi: Rotasi tanaman adalah praktik yang penting dalam menjaga kesuburan tanah dan menghindari penyebaran hama dan penyakit. Desa Bhuana Jaya Jaya memberikan pendampingan kepada petani dalam mempraktikkan pola tanam rotasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Pengelolaan air: Air adalah faktor kunci dalam pertanian. Desa ini telah melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan air, seperti pembuatan embung dan saluran irigasi, sehingga sumber daya air dapat digunakan secara efisien.
Mendorong Diversifikasi Produksi Pangan
Pola monokultur sering kali menjadi penyebab ketidakstabilan ekonomi bagi petani ketika harga komoditas mereka mengalami penurunan. Oleh karena itu, desa ini mendorong diversifikasi produksi pangan sebagai langkah untuk mengurangi tingkat risiko tersebut dan meningkatkan pendapatan petani. Berikut adalah beberapa kegiatan yang dijalankan:
- Pengembangan komoditas unggulan: Desa Bhuana Jaya Jaya memiliki komoditas andalan, yaitu bawang merah organik. Mereka telah melakukan riset dan pelatihan agar petani di desa ini dapat menghasilkan bawang merah organik berkualitas tinggi yang memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran.
- Pengenalan tanaman baru: Selain bawang merah, desa ini juga mengenalkan dan mempromosikan tanaman-tanaman baru yang memiliki potensi pasar yang baik, seperti cabe merah keriting dan sayuran organik lainnya.
- Pengembangan produk olahan: Desa Bhuana Jaya Jaya mengembangkan berbagai produk olahan dari komoditas pertanian mereka, seperti selai, kripik, atau makanan ringan lainnya. Hal ini bertujuan untuk menambah nilai tambah dan diversifikasi produk pangan mereka.
Also read:
Menumbuhkan Kapasitas Masyarakat: Membangun Keberlanjutan dan Kemandirian
Pelibatan Komunitas: Membangun Kemitraan yang Berarti untuk Kemajuan Bersama